Data Storytelling menjadi bagian penting dari berbagai service marketing, terutama jika Anda bekerja di lingkungan Digital Marketing Agency. Adanya hubungan yang seimbang antara seni dan sains ini dapat berjalan dengan baik jika melibatkan pemangku kepentingan dalam percakapan, menarik perhatian audiens, dan bahkan bisa saja membuat mereka terpaku akan cerita data itu.
Apa Itu Data Storytelling?
Data Storytelling menggabungkan visual dan narasi yang menarik untuk menyampaikan informasi secara persuasif. Ini melibatkan pengumpulan, analisis, visualisasi, dan penyampaian data dengan tujuan mendorong pengambilan keputusan dan memicu tindakan berdasarkan wawasan yang disajikan secara relevan dan mudah diingat. Sama seperti cerita yang baik menghibur dan menyampaikan pesan, Data Storytelling memiliki dampak yang sama, menciptakan kesan yang menggugah dan inspiratif.
Klien, seperti kita, adalah manusia yang merespons cerita. Alih-alih memberikan data yang membuat mereka bosan, Data Storytelling bertujuan untuk memikat perhatian mereka. Otak manusia secara alami tertarik pada cerita karena alasan psikologis seperti berbagi pengetahuan, membangun hubungan, dan memicu respons emosional melalui pelepasan oksitosin, yang membantu menciptakan ikatan emosional dan meningkatkan daya ingat.
Sebagai contoh, sebuah bank besar meningkatkan penggunaan kartu kredit di kalangan Generasi Milenial sebesar 70% dengan menggunakan Data Storytelling yang menggugah emosi. Lebih dari 90% dari cara otak kita bekerja didominasi oleh konten visual, sehingga cerita yang disertai visualisasi data efektif dalam membantu mengingat informasi. Singkatnya, Data Storytelling sangat penting karena meningkatkan pemahaman, keterlibatan, pengambilan keputusan, daya ingat, dan menyelaraskan pandangan antara semua pihak.
Seni Bercerita tentang Data
Kita telah membahas bagaimana Data Storytelling memainkan peran penting dalam komunikasi manusia, terutama dalam menyampaikan informasi yang kompleks. Ketika berbicara tentang Data Storytelling, di sinilah seni berperan. Terdapat unsur kreativitas, fleksibilitas, dan sentuhan pribadi dalam merangkai cerita, yang melibatkan lima elemen utama: karakter, latar, alur, konflik, dan resolusi. Namun, bagaimana caranya kita memadukan seni dari elemen-elemen tersebut dengan ilmu yang ada di balik data kita? Untuk mencapai ini, kita perlu memahami dua langkah terakhir dalam proses Data Storytelling:
Visualisasi Data
Visualisasi memainkan peran krusial dalam Data Storytelling. Dengan menggunakan grafik, bagan, tangkapan layar, dan alat bantu visual lainnya, kita dapat mengilustrasikan poin-poin kunci sehingga data menjadi lebih mudah diakses dan dipahami oleh audiens. Visualisasi membantu mengubah angka dan statistik yang kompleks menjadi sesuatu yang lebih intuitif.
Pengembangan Naratif
Ini adalah titik di mana keajaiban benar-benar terjadi. Alih-alih hanya menyajikan data mentah, narasi dibangun dari wawasan yang diperoleh dari analisis data. Narasi ini harus mengikuti struktur yang jelas—dengan awal, tengah, dan akhir—serta harus bertujuan menyampaikan pesan atau ide tertentu. Dengan demikian, cerita yang dihasilkan lebih mudah dicerna dan memiliki dampak yang lebih besar.
Melalui proses ini, kita dapat memahami bagaimana elemen-elemen cerita terjalin. Misalnya, dalam pekerjaan saya: karakter dalam cerita adalah bisnis klien, latarnya adalah situs web mereka, alurnya adalah performa situs, konfliknya adalah area di mana terdapat peluang untuk perbaikan (misalnya, pembaruan konten, perbaikan teknis, atau tindakan cepat yang dapat diambil), dan resolusinya adalah bagaimana kita mengatasi area-area tersebut untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Penting untuk diingat bahwa seni dalam Data Storytelling tidak selalu mengikuti langkah-langkah ini secara kaku. Fleksibilitas diperlukan untuk menyesuaikan proses dengan kebutuhan yang muncul. Ketika kita mengeksplorasi data, terkadang kita menemukan wawasan baru yang relevan dengan cerita kita, sehingga kita mungkin perlu kembali ke langkah awal untuk mengeksplorasi lebih lanjut. Fleksibilitas ini memungkinkan kita tidak hanya lebih memahami data, tetapi juga menciptakan cerita yang lebih kaya dan menyeluruh. Dengan beradaptasi, kita menjadi lebih percaya diri dalam menyajikan data, memupuk rasa ingin tahu, dan memastikan presentasi tetap segar dengan informasi baru.
Pada akhirnya, persilangan antara sains dan seni, logika dan kreativitas, serta data dan Data Storytelling adalah sesuatu yang saling melengkapi. Setiap aspek membawa elemen unik yang memperkaya cerita keseluruhan, memastikan bahwa narasi data tidak hanya akurat secara ilmiah, tetapi juga menggugah secara emosional dan menarik perhatian audiens.
Contoh Data Storytelling
Ingat, tidak, setiap tahun aplikasi e-commerce seperti Shopee membuat masyarakat heboh dan viral terkait pengumpulan data berbelanja para pelanggan aplikasi e-commerce tersebut selama satu tahun. Ada yang terkejut dengan jumlah uang yang dihabiskan untuk berbelanja di Shopee dan diskon yang digunakan mereka selama satu tahun.
Selain Shopee juga ada aplikasi ojek online, seperti Gojek. Masyarakat juga terkesan dengan dirinya yang setia dengan aplikasi ojek online untuk menemaninya kemana pun mereka pergi yang dipersonalisasi sepanjang tahun untuk Anda. Melalui format cerita media sosial yang familiar, banyak pengguna yang mengeklik produk-produk apa saja yang paling sering mereka belanjakan. Shopee dan Gojek juga menggunakan visual/grafik serta copywriternya yang menarik untuk membantu pengguna mencerna data secara mendalam dengan pengalaman yang berbeda dan lebih seru. Hal paling seru lagi, para pengguna bisa membagikan data tersebut ke media sosial sekaligus mempromosikan platform belanja dan ojek online. Data Storytelling sangat menarik, bukan?
Lalu, Bagaimana Masa Depan Data Storytelling?
Tidak dapat disangkal bahwa Data Storytelling akan semakin berkembang seiring dengan waktu. Data kini begitu mudah diakses berkat kemajuan teknologi seperti ponsel pintar, jam tangan pintar, media sosial, pelacak kebugaran, penghitung langkah, notifikasi waktu layar, hingga metrik musik yang dipersonalisasi. Bahkan bagi mereka yang bukan pemasar, data telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, memungkinkan mereka membaca Data Storytelling a dari informasi yang tersaji di berbagai platform.
Misalnya, aplikasi pelacak langkah memberikan gambaran tentang aktivitas fisik seseorang setiap harinya, memperlihatkan bagaimana data diubah menjadi cerita yang mudah dimengerti. Data Storytelling ini menciptakan sebuah ruang yang menarik di mana teknologi, kreativitas, dan data bersatu untuk mengubah cara kita mengkomunikasikan wawasan dan membuat keputusan yang lebih baik.
Data Storytelling jelas tidak akan menghilang dalam waktu dekat. Justru, ini akan terus menjadi alat yang semakin penting dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan kemampuan kreatif dan analitis agar bisa memanfaatkan data secara maksimal. Dengan kreativitas dan teknologi, kita bisa menjelajahi jalan berliku dalam dunia data dan terus memperkaya cara kita memahami serta mengomunikasikan informasi seperti dengan Data Storytelling ini.